FAKTOR EKSTERNAL PICU KENAIKAN HARGA PANGAN
Menteri Perdangangan Mari Elka Pangestu menilai beberapa harga bahan kebutuhan pokok masih tinggi karena dipicu oleh fliktuasi harga komoditas pangan luas negeri. Hingga hari ke 10 setelah Lebaran, kata dia, harga minnyak goring, misalnnya, masih berfluktuasi.
Ia menjelaskan, harga rata-rata minyak goring sepekan sebelum Lebaran dan 10 hari hari setelah Lebaran masing-masing naik 5,2 persen dan 4,6 persen dibandingkan harga rata-rata dua pecan sebelum puasa. Walaupun produksi kebutuhan minyak goring dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, kata Mari, minyak sawit mentah (CPO), yang merupakan komoditas ekspor, terimbas fluktuasi harga luar negeri.
Harga beras rata-rata nasional pada hai ke 10 setelah Lebaran disbanding dua pecan sebelum bulan Ramadhan juga naik meski hanya sedikit, yakni 1,6 persen. Untuk menjaga kesetabilan harga, perlu tetap dilakukan operasi pasar, penyaluran raskin dan penambahan ketersediaan dalam ragka memperkuat stok dalam negeri.
Harga terigu juga naik karena bahan baku utama nya, yakni komoditas gandum, sepenuhnya diimpor. Harga gandum dunia naik pecan pertama Juli menjadi US4 265 pada minggu pertama bulan lalu.
Harga gandum dunia juga dipengaruhi oleh stock gandum dunia, yang turun karena berkurangnya produksi gandum di Rusia dan Ukraina akibat musim kering di sebagian Eropa Timur.
Adapun kenaikan harga daging ayam dan telur ayam merupakan tren musiman yang selalu terjadi selama hari raya.
Sumber : Koran Tempo, Eabu, 22 September 2010.
Kamis, 14 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "FAKTOR EKSTERNAL PICU KENAIKAN HARGA PANGAN"
Posting Komentar